Jumat, 30 Oktober 2015

Defenisi Karya sastra dan Sastra lisan

animasi blog


Mata Kuliah Sastra lisan
Tugas syahid

So’al
1.      Apa itu karya sastra..?
2.      Apa itu sastra lisan..?
Jawab  : No. I
1.      Karya Sastra
Menurut sumardjo dan sumaini salah satu pengertian sastra adalah seni bahasa. Maksudnya adalah, lahirnya sebuah karya sastra adalah untuk dapat di nikmati oleh pembaca .untuk dapat menikmati suatu karya sastra secara sungguh-sungguh dan baik di perlukan pengetahuan tentang sastra. Tampa pengetahuan  yang cukup, penikmatan akan sebuah karya sastra hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat. Sebelumnya patutlah semua orang tahu apa yang di maksud dengan karya sastra. Karya sastra bukanlah ilmu. Karya sastra adalah seni, dimana banayak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit di terapkan untuk metode ke ilmuan. Perasaan semangat, kepercayaan, keyakinan sebagai unsur karya sastra  sulit di buat batasasnnya.
Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan lukisan dalam bentuk tulisan. Jakop sumardjo dalam bukunya yang berjudul “Apresiasi kesusastraan “ mengatakan bahwa karya sastra adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya rekaman ini menggunakan alat bahasa yang akan di sampaikan kepada orang lain.
Pada dasrnya,karya sastra bermamfaat bagi kehidupan, karena karya sastra dapat member kesadaran kepada pembaca tentang kebenaran hidup walaupun di lukiskan dalam bentuk fiksi. Karya sastra dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin. Hiburan ini adalah jenis hiburan intelektual dan spiritual. Karya sastra juga dapat di jadikan sebagai pengalaman  untuk berkarya karena siapapun bisa menuangkan isi hati dan pikiran dalam sebuah tulisan yang bernilai seni.

Sedangkan  Karya satsra menurut pandangan saya merupakan hasil pemikiran seseorang yang dimana mengandung nilai-nilai seni dan kemudian di tuangkan dalam bentuk karya tulis, kemudian dengan karya sastra orang-orang yang kesehariannya bekerja di dunia penulisan atau jurnalis mampu memberikan hal-hal baru yang sifatnya menghibur kepada semua orang.
            Namun perlu kita ketahui bahwa karya sastra mempunyai beberapa bagian yakni terdiri atas dua jenis yaitu:
1.      Karya satsra imajinatif dan
2.      Karya sastra nonimajinatif
Keduanya mempunyai ciri masing-masing yang pertama ciri karya sastra  imajinatif adalah karya sastra tersebut lebih menonjolkan / lebih memperlihatkan sifat khayali, bahasa yang di pakai bahasa yang  konotatif, dan memenuhi syarat-syarat dalam dunia seni. Sedangkan ciri karya nonimajinatif adalah karya sastra tersebut lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalannya, juga cenderung memakai bahasa yang denotative, tetapi juga tetap memenuhi syarat-syarat estetika seni.
      Jenis karya sastra imajinatif yaitu: Puisi, Fiksi atau prosa, naratif, novel, roman, cerita pendek, drama, sedangkan jenis karya sastra nonimajinatif yaitu: Essai, kritik, biografi, autobiografi, sejarah, memoir, catatan harian, dan juuga surat-surat.
Jawab : No. II
2.      Sastra Lisan
Sastra lisan merupakan bagian dari tradisi yang berkembang di tengah-tengah rakyat jelata yang menggunakan bahasa sebagai media utama sastra lisan ini lebih dulu muncul dan berkembang di masyarkat daripada sastra tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari, jenis sastra ini biasanya di tuturkan oleh seorang ibu kepada anaknya, seorang tukang cerita pada para pendengarnya, guru pada muridnya, ataupun antar sesama anggota masyarakat. Untuk menjaga kelangsungan sastra lisan ini. Warga masyarakat mewariskannya serta turun temurun dari generasi. Sastra lisan sering juga disebut sebagai sastra rakyat karena muncul dan berkembang di tengah kehidupan rakyat biasa.

Sastra lisan ini di tuturkan, di dengarkan, dan di hayati secara bersama-sama pada peristiwa tertentu , dengan maksud dan tujuan tertentu pula. Peristiwa-peristiwa tersebut antara lain berkaitan dengan upacara perkawinan , upacara menanam, dan menuai padi, kelahiran bai dan upacara yang bertujuan magis. Sastra lisan sngat di gemari oleh warga masyarakat. Suasana kebersamaan yang di hasilkan dari sastra lisan berdampak positif pada menguatnya ikatan batin di antara anggota masyarakat.
Dalam konteks ini, bisa dil ihat bahwa sastra lisan juga memiliki fingsi sosial, di samping fungsi individual dengan demikian, bisa dikatakan memudarnya tradisi sastra lisan di masyarakat merupakan salah satu indikasi telah memudarnya ikatan sosial di antara mereka dan sebaliknya.
Sedangkan sastra lisan menurut saya pribadi berdasarkan hasil referensi yang saya dapatkan bahwa sastra lisan adalah kesusastraan  yang mencakup ekspresi kesusastraan warga untuk suatu kebudayaan yang di sebarkan dan di turun temurunkan secara lisan ( dari mulut kemulut ). Pada dasarnya sastra lisan dalam bahasa indoonesia berasal dari bahsa inggeris oral literature.  ada pula yang mengatakan berasal dari bahasa belanda Arale letterkuade. Kedua pendapat mengenai sastra lisan  di atas dapat di benarkan. Akan tetapi, yang menjadi persoalan adalah istilah itu dalam dirinya sendiri mengandung kontra diksi. Oleh sebab itu, kita harus dapat mengerti dan memahami apa pengertian sasrta lisan dan pembagian-pembagiannya maupun asal usulnya.
            Namun perlu di ketahui bahwa secara historis , jumlah karya sastra yang bersifat lisan lebih banyak di banding dengan sastra tulis. Di antara jenis sastra lisan tersebut adalah:
1.      Pantun
2.      Peribahasa
3.      Nyanyian panjang
4.      Dodoi
5.      Koba dll.
Gurindam, dongeng, legenda, dan syair pada awalnya juga merupakan bagian dari tradisi lisan. Namun, perkembangannya mengalami perubahan ketika jenis sastra ini menjadi bagian dari kehidupan di istana-istana melayu yang telah terbiasa dengan tradisi tulis. Sehingga gurindam, dongeng, legenda dan syair berkembang menjadi bagian dari tradisi tulis dan perlu juga kita ketahui bahwa ini adalah bagian dari wujud interaksi positif antara sastra lisan dan  sastra tulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar